hello world bagaimana kabar kalian semua para pemburu ilmu yang senantiasa belajar hingga anda masuk dan membaca postingan postingan di blog saya, kembali lagi dengan saya disini dengan keadaan sehat semua tanpa ada dalangan suatu apapun,disini saya akan sharing sedikit
Di Indonesia banyak orangtua semacam di atas. Orangtua si anak hanyalah buruh pabrik, buruh tani, sopir angkot, tukang ojek, pedagang makanan keliling, mbok jamu, dan lain-lain. Meskipun miskin, Tuhan masih memperlihatkan keadilan-Nya, mereka diberi anak-anak yang punya otak encer. Anak-anak mereka adalah “mutiara terpendam” yang menunjukkan prestasi cemerlang di sekolah. Meski mereka miskin, namun semangat baja untuk menyekolahkan anak ke jenjang lebih tinggi dimiliki orangtua semacam ini. Bagi mereka, hanya pendidikan yang bisa mengubah nasib keluarga. Biarlah orangtuanya saja yang miskin karena tidak pernah sekolah, tetapi jangan sampai kemiskinan itu terulang pada anaknya, anak harus sekolah setinggi mungkin, bagaimanapun caranya akan diupayakan untuk mencari uang biaya sekolah, demikian pikiran orangtua yang pasti akan membuat haru siapapun yang mengetahui kisahnya.
Sekarang ini pendidikan sudah tidak murah lagi. Biaya pendidikan makin lama makin tidak terjangkau saja bagi rakyat miskin. Biaya kuliah di PTN sudah tidak lagi murah. Di ITB misalnya, mahasiswa baru 2008 ini harus membayar SPP Rp 2,5 juta/semester. Biaya ini masih belum termasuk biaya lain-lain untuk pendaftaran mahasiswa baru. Mahasiswa ITB sekarang ini banyak berasal dari keluarga mapan secara ekonomi, tetapi jangan lupa masih banyak juga yang berasal dari keluarga kurang mampu. Mereka punya semangat untuk kuliah, tetapi di sisi lain mereka harus memikirkan bagaimana caranya mencari biaya hidup dan biaya kuliah
disini saya akan bagikan link link beasiswa yang mungkin bermanfaat bagi teman teman sekalian
1.https://www.hotcourses.co.id/study-in-germany/student-finance/9-beasiswa-jerman/
2.https://www.hotcourses.co.id/study-abroad-info/university-applications/langkah-langkah-kuliah-gratis-di-jerman/
3.http://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id/petunjuk/view?q=apa-saja-syarat-pendaftaran-bidikmisi-2017-&id=2
4.http://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id/petunjuk/view?q=apa-saja-syarat-pendaftaran-bidikmisi-2017-&id=2
5.https://indbeasiswa.com/2016/01/beasiswa-penuh-s1-jepang-mitsui-bussan.html
Jangan sampai karena kemiskinan membuat mahasiswa cerdas ini putus kuliah. D.O karena miskin jangan sampai terjadi. Mahasiswa semacam ini sangat perlu didukung oleh semua pihak. Kepedulian terhadap mereka harus lebih ditingkatkan. Mereka perlu dibantu, diberi beasiswa, diberi pekerjaan paruh-waktu, dan lain-lain agar mereka bisa kuliah dengan tenang. Jangan sampai beasiswa jatuh pada orang yang tidak berhak. Teman-teman si mahasiswa jangan hanya memikirkan kesenangan diri semata, tetapi perlu menaruh kepedulian kepada temannya yang kesulitan ekonomi. Dulu saya punya mahasiswa yang punya welas asih pada teman-temannya yang tidak mampu. Dia tidak segan memberikan sebagian uang kirimannya yang besar kepada temannya yang bernasib malang itu. Mudah-mudahan amal shalehnya dicatat dan dibalas oleh Allah SWT dengan rizki yang berlimpah.
Bagi orangtua dengan semangat baja itu, tidak ada kata pantang menyerah untuk urusan sekolah anak. Mereka berharap si mutiara terpendam ini mengangkat harkat hidup keluarga. Kepada si anaklah harapan digantungkan untuk mengentaskan keluarganya dari kemiskinan. Tinggalah nanti bagaimana si anak membalas budi orangtuanya yang telah susah payah menyekolahkannya ke pendidikan tinggi.
mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan terimakasih salam semangat
Di Indonesia banyak orangtua semacam di atas. Orangtua si anak hanyalah buruh pabrik, buruh tani, sopir angkot, tukang ojek, pedagang makanan keliling, mbok jamu, dan lain-lain. Meskipun miskin, Tuhan masih memperlihatkan keadilan-Nya, mereka diberi anak-anak yang punya otak encer. Anak-anak mereka adalah “mutiara terpendam” yang menunjukkan prestasi cemerlang di sekolah. Meski mereka miskin, namun semangat baja untuk menyekolahkan anak ke jenjang lebih tinggi dimiliki orangtua semacam ini. Bagi mereka, hanya pendidikan yang bisa mengubah nasib keluarga. Biarlah orangtuanya saja yang miskin karena tidak pernah sekolah, tetapi jangan sampai kemiskinan itu terulang pada anaknya, anak harus sekolah setinggi mungkin, bagaimanapun caranya akan diupayakan untuk mencari uang biaya sekolah, demikian pikiran orangtua yang pasti akan membuat haru siapapun yang mengetahui kisahnya.
Sekarang ini pendidikan sudah tidak murah lagi. Biaya pendidikan makin lama makin tidak terjangkau saja bagi rakyat miskin. Biaya kuliah di PTN sudah tidak lagi murah. Di ITB misalnya, mahasiswa baru 2008 ini harus membayar SPP Rp 2,5 juta/semester. Biaya ini masih belum termasuk biaya lain-lain untuk pendaftaran mahasiswa baru. Mahasiswa ITB sekarang ini banyak berasal dari keluarga mapan secara ekonomi, tetapi jangan lupa masih banyak juga yang berasal dari keluarga kurang mampu. Mereka punya semangat untuk kuliah, tetapi di sisi lain mereka harus memikirkan bagaimana caranya mencari biaya hidup dan biaya kuliah
disini saya akan bagikan link link beasiswa yang mungkin bermanfaat bagi teman teman sekalian
1.https://www.hotcourses.co.id/study-in-germany/student-finance/9-beasiswa-jerman/
2.https://www.hotcourses.co.id/study-abroad-info/university-applications/langkah-langkah-kuliah-gratis-di-jerman/
3.http://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id/petunjuk/view?q=apa-saja-syarat-pendaftaran-bidikmisi-2017-&id=2
4.http://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id/petunjuk/view?q=apa-saja-syarat-pendaftaran-bidikmisi-2017-&id=2
5.https://indbeasiswa.com/2016/01/beasiswa-penuh-s1-jepang-mitsui-bussan.html
Jangan sampai karena kemiskinan membuat mahasiswa cerdas ini putus kuliah. D.O karena miskin jangan sampai terjadi. Mahasiswa semacam ini sangat perlu didukung oleh semua pihak. Kepedulian terhadap mereka harus lebih ditingkatkan. Mereka perlu dibantu, diberi beasiswa, diberi pekerjaan paruh-waktu, dan lain-lain agar mereka bisa kuliah dengan tenang. Jangan sampai beasiswa jatuh pada orang yang tidak berhak. Teman-teman si mahasiswa jangan hanya memikirkan kesenangan diri semata, tetapi perlu menaruh kepedulian kepada temannya yang kesulitan ekonomi. Dulu saya punya mahasiswa yang punya welas asih pada teman-temannya yang tidak mampu. Dia tidak segan memberikan sebagian uang kirimannya yang besar kepada temannya yang bernasib malang itu. Mudah-mudahan amal shalehnya dicatat dan dibalas oleh Allah SWT dengan rizki yang berlimpah.
Bagi orangtua dengan semangat baja itu, tidak ada kata pantang menyerah untuk urusan sekolah anak. Mereka berharap si mutiara terpendam ini mengangkat harkat hidup keluarga. Kepada si anaklah harapan digantungkan untuk mengentaskan keluarganya dari kemiskinan. Tinggalah nanti bagaimana si anak membalas budi orangtuanya yang telah susah payah menyekolahkannya ke pendidikan tinggi.
mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan terimakasih salam semangat